. Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan kecerdasan, sebuah istilah banyak dipergunakan oleh ahli Psikologi dan orag awam untuk menyatakan seseorang itu cerdas atau memiliki intelegensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil menyelesaikan yugas atu soal dan masalah yang dihadapinya, dan dikatakan bodoh atau tidak cerdas apabila seseorang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
B. Pengertian IQ
Pengertian Intelegensi (IQ) menurut :
1. W. Stren : Indeks dari pada derajat intelegensi seseorang
2. James D. Page : Ukuran kecerdasan seseorang yang diperoleh dengan membagi umur mental indivodu dengan umur kronologi
3. Kesimpulan : Angka / indeks yang menunjukkan kecerdasan seseorang pada rata-rata tingkat umurnya
Rumus Menghitung IQ
Ratio IQ = (Umur Mental : Umur Sebenarnya) x 100
Keterangan : Umur Mental yaitu tingkat kecerdasan seseorang pada tingkat umur kronologi tertentu yang ditunjukkan oleh aktivitas mentalnya.
C. faktor-faktor yang Menentukan Intelegensi Seseorang
1. Pembawaan
Pembawaan atau merupakan potensi diri seseorang adalah factor pertama yang berperan dalam intelegensi seseorang yang membawa sifat-sifat dan potensi tertentu sejak lahir. Sifat-sifat inilah yang menentukan
Pembawaan kita. Dalam intelegasi, pembawaan ini memegang peranaa
Yang sangat penting.
Contoh : Ada anak-anak yang sedang susah payah dapat mengikuti pelajaran SD, ada pula anak-anak yang dengan sangat mudah dapat mencapai gelar yang diinginkan bagi mereka yang mempunyai intelegensi rendah, jangankan untuk meraih gelar, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sangat sulit, karena factor pembawaannya yang sudah tidak mendukung.
2. Faktor Kematangan
seorang anak yang normal yang berumur 7 tahun tidak akan menjumpai kesulitan dengan hitungan 7+8. akan tetapi, kalau kita hadapkan dengan hitungan persamaan misalnya 5+x = 8.ia akan kehilangan akal, apakah anak ini dapat dikayakan sebagai anak yang bodoh? Sudah dapat dipastikan tidak. Bahkan mungkin saja ia seorang anak intelegensi, Seorang anak umur 7 tahun, jasmaniah maupun rohaniah belum matang. Masih banyak waktu yang harus dihadapinya sebelum ia menjadi matang. Oleh karena itulah anak itu sedikitpun tidak bisa memahami hitungan persamaan. Hitungan semacam itu masih terlampau abstrak baginya. Ia masih belum matang untuk hitungan semacam itu. Jika saja anak itu anak yang normal, dan usianya ±14 tahun, maka tidak sulit baginya untuk menyelesaikan persamaan tersebut.
3. Faktor Pembentukan
kematangan merupakan pertumbuhan dari dalam, disamping itu ada pula pembentukan, yakni perkembangan dibawah pengaruh keadaan-keadaan dari luar atau lingkungan. Adapun factor lingkungan meliputi :
a. Gizi
Kadar gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai penaruh besar terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan intelegensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Seandainya terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan akan terhambat, teritama perkembangan mental dan otaknya.
Apabila otak tidak dapat tumbuh berkembang secara normal, maka fungsinyapun akan kurang normal pula akibatnya anak akan menjadi kurang cerdas.
b. Pendidikan
Bila pemberian pendidikan diberikan secara baik, maka intelegensinya akan berkembang secara baik pula. Namun faktor lingkungan ini berkaitan erat pula dengan faktor bawaan dan kematangan. Meskipun pendidkan baik, penberian gizi baik tetapi faktor lain kurang, maka kecerdasannya tidak akan berkembang dengan baik. Bila dua faktor di atas baik, namun lingkungan tidak mendukung, maka perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan.
D. Pembagian Anak yang Ber-IQ Rendah Iq rendah atau retardasi mental atau tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di bawah rata- rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan pendidikan khusus.
Adapun pembagian anak ber-IQ rendah meliputi :
1. 50 - 70
Umur 5 - 10 tahun
Ia hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia 5 s.d. 10 tahun
2. 20 - 50
Umur 3 - 5 tahun
Ia hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia 3 s.d. 5 tahun
3. 0 - 20
Umur 0 – 3 tahun
Ia hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia kurang dari 3 tahun
Anak dengan lamban belajar (slowly learn) yang mempunyai IQ antara 70 – 90 ini, tidak digolongkan pada anak ber-IQ rendah. Namun, anak dalam golongan ini, mempunyai kemampuan yang terhambat bila mengikuti sekolah umum. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan dalam berpikir, merespon ransangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tunagrahita dan lebih lamban dibandingkan dengna yang normal.
E. Ciri- ciri Fisik Anak Ber-IQ Rendah
1. penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil atau terlalu besar.
2. tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
3. perkembangan berbicara atau bahasa terhambat.
4. tidak ada atau kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong).
5. koordinasi gerakan kurang.
6. sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).
Sedangkan pada anak yang lamban belajar mempunyai ciri-ciri :
1. Rata- rata prestasi belajarnya rendah.
2. Dalam menyelesaikan tugas- tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman- teman seusianya.
3. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat.
4. Pernah tidak naik kelas.
F. Kesulitan yang Dihadapi Anak yang Ber-IQ Rendah
Kemampuan intelek yang kurang dari pada anak yang lainnya disebut lemah otak atau retardasi mental atau perkembangan mental yang terhambat.
Kebutuhan pembelajaran untuk anak yang ber-IQ rendah dapat dilakukan dengan cara :
Dalam belajar keterampilan membaca, keterampilan motorik, keterampilan lainnya adalah sama seperti anak pada umumnya.
2. generalisasi dan transfer keterampilan yang baru diperoleh
3. perhatiannya terhadap tugas yang diemban
Sedangkan anak dengan lamban belajar, memiliki kebutuhan pembelajaran khusus antara lain :
§ Waktu yang lebih lama diandingkan dengan anak yang normal.
§ Ketelatenan dan kesabaran guru untuk tidak terlalu cepat dalam memberikan penjelasan.
§ Diperbanyak latihan daripada hafalan dan pemahaman.
§ Menuntut dipergunakannya media pembelajaran yang variatif oleh guru.
§ Diperbanyak kegiatan remidial.
Intelegensi merupakan kecerdasan, sebuah istilah banyak dipergunakan oleh ahli Psikologi dan orag awam untuk menyatakan seseorang itu cerdas atau memiliki intelegensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil menyelesaikan yugas atu soal dan masalah yang dihadapinya, dan dikatakan bodoh atau tidak cerdas apabila seseorang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
B. Pengertian IQ
Pengertian Intelegensi (IQ) menurut :
1. W. Stren : Indeks dari pada derajat intelegensi seseorang
2. James D. Page : Ukuran kecerdasan seseorang yang diperoleh dengan membagi umur mental indivodu dengan umur kronologi
3. Kesimpulan : Angka / indeks yang menunjukkan kecerdasan seseorang pada rata-rata tingkat umurnya
Rumus Menghitung IQ
Ratio IQ = (Umur Mental : Umur Sebenarnya) x 100
Keterangan : Umur Mental yaitu tingkat kecerdasan seseorang pada tingkat umur kronologi tertentu yang ditunjukkan oleh aktivitas mentalnya.
C. faktor-faktor yang Menentukan Intelegensi Seseorang
1. Pembawaan
Pembawaan atau merupakan potensi diri seseorang adalah factor pertama yang berperan dalam intelegensi seseorang yang membawa sifat-sifat dan potensi tertentu sejak lahir. Sifat-sifat inilah yang menentukan
Pembawaan kita. Dalam intelegasi, pembawaan ini memegang peranaa
Yang sangat penting.
Contoh : Ada anak-anak yang sedang susah payah dapat mengikuti pelajaran SD, ada pula anak-anak yang dengan sangat mudah dapat mencapai gelar yang diinginkan bagi mereka yang mempunyai intelegensi rendah, jangankan untuk meraih gelar, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sangat sulit, karena factor pembawaannya yang sudah tidak mendukung.
2. Faktor Kematangan
seorang anak yang normal yang berumur 7 tahun tidak akan menjumpai kesulitan dengan hitungan 7+8. akan tetapi, kalau kita hadapkan dengan hitungan persamaan misalnya 5+x = 8.ia akan kehilangan akal, apakah anak ini dapat dikayakan sebagai anak yang bodoh? Sudah dapat dipastikan tidak. Bahkan mungkin saja ia seorang anak intelegensi, Seorang anak umur 7 tahun, jasmaniah maupun rohaniah belum matang. Masih banyak waktu yang harus dihadapinya sebelum ia menjadi matang. Oleh karena itulah anak itu sedikitpun tidak bisa memahami hitungan persamaan. Hitungan semacam itu masih terlampau abstrak baginya. Ia masih belum matang untuk hitungan semacam itu. Jika saja anak itu anak yang normal, dan usianya ±14 tahun, maka tidak sulit baginya untuk menyelesaikan persamaan tersebut.
3. Faktor Pembentukan
kematangan merupakan pertumbuhan dari dalam, disamping itu ada pula pembentukan, yakni perkembangan dibawah pengaruh keadaan-keadaan dari luar atau lingkungan. Adapun factor lingkungan meliputi :
a. Gizi
Kadar gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai penaruh besar terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan intelegensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Seandainya terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan akan terhambat, teritama perkembangan mental dan otaknya.
Apabila otak tidak dapat tumbuh berkembang secara normal, maka fungsinyapun akan kurang normal pula akibatnya anak akan menjadi kurang cerdas.
b. Pendidikan
Bila pemberian pendidikan diberikan secara baik, maka intelegensinya akan berkembang secara baik pula. Namun faktor lingkungan ini berkaitan erat pula dengan faktor bawaan dan kematangan. Meskipun pendidkan baik, penberian gizi baik tetapi faktor lain kurang, maka kecerdasannya tidak akan berkembang dengan baik. Bila dua faktor di atas baik, namun lingkungan tidak mendukung, maka perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan.
D. Pembagian Anak yang Ber-IQ Rendah Iq rendah atau retardasi mental atau tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di bawah rata- rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan pendidikan khusus.
Adapun pembagian anak ber-IQ rendah meliputi :
1. 50 - 70
Umur 5 - 10 tahun
Ia hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia 5 s.d. 10 tahun
2. 20 - 50
Umur 3 - 5 tahun
Ia hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia 3 s.d. 5 tahun
3. 0 - 20
Umur 0 – 3 tahun
Ia hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia kurang dari 3 tahun
Anak dengan lamban belajar (slowly learn) yang mempunyai IQ antara 70 – 90 ini, tidak digolongkan pada anak ber-IQ rendah. Namun, anak dalam golongan ini, mempunyai kemampuan yang terhambat bila mengikuti sekolah umum. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan dalam berpikir, merespon ransangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tunagrahita dan lebih lamban dibandingkan dengna yang normal.
E. Ciri- ciri Fisik Anak Ber-IQ Rendah
1. penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil atau terlalu besar.
2. tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
3. perkembangan berbicara atau bahasa terhambat.
4. tidak ada atau kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong).
5. koordinasi gerakan kurang.
6. sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).
Sedangkan pada anak yang lamban belajar mempunyai ciri-ciri :
1. Rata- rata prestasi belajarnya rendah.
2. Dalam menyelesaikan tugas- tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman- teman seusianya.
3. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat.
4. Pernah tidak naik kelas.
F. Kesulitan yang Dihadapi Anak yang Ber-IQ Rendah
Kemampuan intelek yang kurang dari pada anak yang lainnya disebut lemah otak atau retardasi mental atau perkembangan mental yang terhambat.
- Anak yang perkembangan mentalnya terhambat bukan berarti terhambat pula dalam perkembangan lainnya. Kelemahannya terlihat dalam hal berhitung, penundaan bahasa, mengalami hambatan dalam ingatan, kurang dapat mengontrol lingkungan dan kesulitan- kesulitan secara umum.
- Dengan retardasi mental tidak akan mencapai kematangan intelek yang sama seseperti anak sebayanya yang normal. Tingkat kematangan yang dapat dicapai tergantung daripada derajat retardasi. Makin berat derajat retardasi mentalnya, maka makin jauh perbedaan taraf kematangannya dengan anak sebaya. Makin ringan retardasinya, berarti makin kecil perbedaannya dengan anak normal sebayanya.
- Dalam hubungan dengan orang lain, sering kali menjadi korban daripada anak yang normal atau anak yang lebih tua. Mungkin saja mereka disuruh melakukan perbuatan yang akhirnya menjerumuskan mereka ke lembaga pemasyarakatan khusus untuk anak.
Kebutuhan pembelajaran untuk anak yang ber-IQ rendah dapat dilakukan dengan cara :
Dalam belajar keterampilan membaca, keterampilan motorik, keterampilan lainnya adalah sama seperti anak pada umumnya.
- Perbedaan anak ber-IQ rendah dalam mempelajari keterampilan terletak pada karakteristik belajarnya.
- Perbedaan karakteristik terdapat pada 3 daerah yaitu :
2. generalisasi dan transfer keterampilan yang baru diperoleh
3. perhatiannya terhadap tugas yang diemban
Sedangkan anak dengan lamban belajar, memiliki kebutuhan pembelajaran khusus antara lain :
§ Waktu yang lebih lama diandingkan dengan anak yang normal.
§ Ketelatenan dan kesabaran guru untuk tidak terlalu cepat dalam memberikan penjelasan.
§ Diperbanyak latihan daripada hafalan dan pemahaman.
§ Menuntut dipergunakannya media pembelajaran yang variatif oleh guru.
§ Diperbanyak kegiatan remidial.